Pada bulan maret 2012
kemaren, saya dan keponakan saya jalan-jalan kedesa bukit layang. Saya pergi
kesana waktu itu lagi musim buah rambutan, durian dan duku. Kurang lebih 1 jam perjalanan akhirnya sampai
juga di rumah temanku. Waktu itu dirumahnya hanya ada temanku , tidak lama
kemudian ibunya teman ku datang. Lalu ibu itu bilang “la lama ikak ateng” aku
diam saja karena kami tidak mengerti arti “ateng” itu apa, kami cuma ngangguk
saja.
Setelah itu ibu teman
ku menyuruh kami makan, lalu dia berkata tapi lauk e cuma “lempah katil
mengkual nanal” kami pun juga tidak mengerti sebelum kami melihatnya, ternyata
lempah katis umbut lengkuas dicampur nanas. saya senyum sendiri ketika dengar
bahasanya.
Setelah selesai makan,
kami pun santai diteras rumah sambil makan buah duku, lucunya lagi di desa
teman ku itu orang bilang buah duku adalah buah dukek. Lagi asyik-asyik santai
tiba-tiba adik teman saya pipis didepan kami, lalu ibu nya ngomong “we dik
ngiron pok kemeh adep ayuk to”, lalu saya bertanya sama teman saya apa arti dak
ngiron, lalu teman saya jawab katanya tidak sopan. Lalu teman saya ngomong sama
adiknya “ galeklah pok dikulau mak”, kemudian dengan muka senyum saya nanyain
lagi sama teman saya apa arti “kulau”
lalu teman saya jawab marah arti e, lalu saya pun mengangguk sambil berkata owh
githu tho.
Setelah ngomong panjang
lebar, ngak terasa hari pun mulai sore, dan kami pun bergegas untuk pulang. Perjalanan
Hari itu sangat mengasyikan disana saya banyak mendapatkan hal-hal baru yang
sebelumnya saya tidak tahu, seperti cara berbicara orang bukit layang dan
ternyata banyak sekali perbedaan bahasa sungailiat dengan desa bukit layang
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar