Pada
zaman dahulu, dimasa pemerintahan kolonial Belanda tersdapat sarang atau tempat
bersembunyi para perampok yang dikenal sangat sadis, karena setiap orang yang
melintas didaerah tersebut akan jadi korban, mereka dicegat kemudian dirampas
barang-barangnya lalu dibunuh dengan memotong kepalanya. Korban pembunuhan
tersebut dibuang kedalam jurang tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
Tempat
tinggal itu diberi nama Penyamun, tempat itu sangat angker, sehingga orang-orang
merasa ketakutan dan resah dengan ulah para perampok tersebut. Tapi perampok
juga manusia, pada suatu hari saat mereka beraksi di kampung seberang, dipondok
tersebut tinggal seorang sesepuh dusun dan seorang anak gadis yang cantik.
Sesepuh itu mempunyai ilmu bela diri yang sangat luar biasa, akhirnya pimpinan
perampok tersebut dilumpuhkan oleh sesepuh tersebut. Sehingga perampok itu
bertekuk lutut dihadapan sesepuh itu.
Tetapi
pimpinan perampok dan anak buahnya tidak dibunuh, bahkan disuruh sesepuh itu
bertobat dan mengabdi kepada sesepuh, setelah sekian tahun mereka mengabdi,
akhirnya pimpinan perampok itu jatuh cinta dan menikah dengan putri sesepuh
itu, sehingga lama-kelamaan, saat penduduk mendirikan desa, maka digunakanlah
nama Penyamun, tapi bukan berarti penduduk tersebut suka merampas orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar