Batu
Balai adalah salah satu keajaiaban alam
yang ada di Bangka Barat. Batu besar seukuran rumah itu bertumpuk dua, bagian
paling atas menyerupai buritan kapal. Satu hal yang menarik, sebuah pohon besar
tumbuh tepat diantara dua batu tersusun tersebut.
Menurut cerita para tertua, dulunya
batu tersebut dilatarbelakangi kehidupan sebuah keluarga zaman kolonial
belanda. Legenda Batu Balai ini sebenarnya mirip cerita malin kundang dari
Sumatera Barat, hanya tempat dan kejadiannya yang berbeda. Dulu hidup keluarga
miskin yang sehari-hari menjual kue apem buatan sendiri, memiliki anak bernama
Abdullah. Saat berumur 7 tahun, ayahnya jatuh sakit dan meninggal dunia,
tinggal Abdullah bersama ibunya. Untuk membantu ibunya, Abdullah bekerja
sebagai kuli pada sebuah kapal milik seorang saudagar. Keuletan dan sifat rajin
Abdullah mendapat tempat di hati majikannya. Dari sinilah garis hidupnya,
berubah sehingga ia pun menjadi saudagar yang kaya raya, dan berganti nama
menjadi Dempu Awang.
Entah kenapa, rasa rindu Abdullah
untuk pulang kekampung halamannya, kampung Balai. Ia ingin menemukan orangtuanya
yang tidak tahu dimana. Ternyata takdir berkehendak lain. Saat sang ibu datang
menemuinya, ternyata dibalas Dempu Awang dengan kekecewaan. Ia mengatakan bahwa
ia bukan kelahiran daerah tersebut di depan ibu kandungnya. Si ibu berusaha
meyakinkan puteranya dengan menunjukkan keranjang berikut kue apem untuk
mengingatkan masa-masa sulit dahulu. Namun Dempu Awang tetap tidak mau
mengakuinya sebagai ibu. Karena kecewanya, keranjang berisi kue itu langsung
ditendang oleh sang ibu. Apakah karena laknatnya, saat kapal Dempu Awang
berlabuh tiba-tiba kapal tersebut tenggelam. Dari situlah, tatakala air surut
muncul sebuah batu mirip buritan kapal yang kemudian dikenal sebagai Batu
Balai. Sementara pohon yang berdiri diatas batu , di yakini masyarakat adalah
tiang perahu kapal tersebut.
Ada yang menarik dari batu ini,
ketika dipukul dengan tangan akan terdengar suara “pong-pong”, sementara dari
atas batu terlihat bagian mirip seperti peralatan lemari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar