Jumat, 06 Desember 2013

Andai saya kuliah Di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir



Tuntutlah ilmu sekali pun ke Negeri Cina. itulah pepatah bagi orang yang menuntut ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan tidak hanya bisa di dapatkan dari negeri sendiri tetapi juga bisa ke negeri orang atau luar negeri. Jika saya di beri kesempatan untuk menuntut ilmu ke luar negeri, saya tidak akan memilih Cina tetapi saya memilih ke Kairo Mesir yaitu di Universitas Al-Azhar, karena Universitas Al-Azhar merupakan Universitas tertua kedua di dunia. Sehingga saat saya menuntut ilmu di sana kualitas akademik yang akan saya dapatkan akan lebih baik.
            Saat saya memutuskan untuk kuliah di Universita Al-Azhar di Kairo Mesir hal pertama kali yang harus saya persiapkan adalah menyesuaikan diri pada budaya Kairo Mesir terutama bahasa, tujuannya untuk mempermudah proses berkomunikasi dan juga menunjang proses pembelajaran di sana. karena Kairo Mesir menggunakan bahasa arab sebagai bahasa nasional. Jadi saya sudah mempersiapkan diri dengan kursus bahasa arab sebelum kuliah ke sana. Mungkin untuk mempelajari bahasa arab tidak lah terlalu sulit karena di Indonesia pun saat kita duduk dibangku TPA (Taman Pembelajaran Al-Quran) kita sudah mempelajari bahasa arab sehingga tinggal mendalaminya saja. Selain itu juga saat kita membaca Al-Quran yang menggunakan bahasa arab sehingga kita sudah terbiasa melafalkan bahasa arab.
Selain bahasa, saya juga harus mengetahui kebudayaan-kebudayaan di Kairo Mesir yang tentunya berbeda dengan kebudayaan di Indonesia, namun karena 90% masyarakat disana beragama islam, maka tidak lah terlalu sulit bagi saya seorang muslimah untuk menyesuaikan diri dengan kebudayaan-kebudayaan yang banyak dipengaruhi agama islam. Namun perbedaan yang sangat mencolok di sana adalah dari segi makanannya, karena makanan pokok orang Mesir adalah roti sedangkan saya terbiasa makan nasi sebagai makanan pokok sehari-hari. Maka dari itu strategi yang saya lakukan adalah dengan langganan makanan indonesia.   
Karena saya berada di negeri Kairo Mesir, tentunya banyak perbedaan-perbedaan terutama di bidang kebudayaan, sehingga saya harus menghargai kebudayaan mereka dengan mengikuti kebudayaan yang masih saya rasa pantas namun tidak melupakan budaya-budaya saya sendiri sebagai orang Indonesia, misalnya membiasakan diri mendengarkan lagu bahasa arab kemudian menonton pertunjukan-pertunjukan seni di Kairo Mesir. 
Selain menyesuaikan diri dengan kebudayaan baru tentunya kita tidak boleh lupa mempromosikan budaya-budaya kita, agar orang-orang di sana tahu dan tertarik dengan kebudayaan kita. Hal-hal yang bisa saya lakukan adalah memperlihatkan foto-foto atau video, sekaligus menceritakan mengenai tempat-tempat wisata dan benda-benda budaya yang ada di Indonesia kepada teman-teman saya yang sama-sama kuliah di Al-Azhar. Selain itu juga saya bisa memperkenalkan dengan menggunakan aksesoris-aksesoris khas Indonesia misalnya jilbab , tas yang bermotif kain khas daerah Indonesia.
Dan yang tidak kalah pentingnya ketika saya berada di Kairo Mesir saya selalu menunjukkan sikap sopan santun, ramah tamah, dan juga saling menghormati satu sama lain, karena itu adalah cermin Bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar