MAKALAH
”MARI BERKEBUN SAHANG”
KELOMPOK ”MATI GILE”
Tugas Komunikasi Sosial dan Pembangunan.
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
1.MURJAAN
2.RIAN MAULANA
3.ANDI SUANDI
4.AHMAD SUNAIDI
5.RAMANDHA
6.NURUL AZMI
7.ERWINA
8. NANI.N
9. NOPITA SARI
10. VITA APRILIANI
11. EVI.A
Dosen Pengampu : IKSANDER,S.sos
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Bangka Belitung merupakan
Daerah penghasil Lada putih yang merupakan komoditas utama yang pernah
Berjaya di Bangka
Belitung, khususnya di muntok. Lada putih Muntok dikenal dengan Muntok
white pepper telah mendunia. Bahkan lada putih ini telah dikenal sejak
zaman penjajahan Belanda. Namun Memasuki tahun 2000-an, produksi lada
putih di Bangka
Belitung mengalami penurunan. Penyebab
penurunan produksi lada putih ini adalah maraknya pertambangan timah di
Bangka Belitung. Lahan yang pernah digunakan untuk perkebunan lada
berubah menjadi area tambang timah. Penambangan timah ini dikenal dengan
tambang inkonvensional. Semenjak maraknya tambang inkonvensional,
pemerintah lebih focus pada timah dibandingkan dengan lada sehingga
pamornya semakin menurun. Padahal lada pernah menjadi primadona yang
mengharumkan nama provinsi ini. Selain itu banyaknya lahan yang
dialihfungsikan sebagai perkebunan sawit juga menjadi penyebab penurunan
produksi lada putih. Karena masyarakat merasa bahwa Timah lebih
menjanjikan dan lebih cepat hasilnya dibandingkan lada. Dan akhirnya
setelah beberapa tahun
produksi lada mendapatkan perhatian yang kurang dari pemerintah.
Meskipun telah
dilakukan langkah-langkah untuk membangkitkan kembali kejayaan lada
putih. Namun, produksi lada putih seolah tidak ada kemajuan. Memang
suatu hal yang tidak mungkin lagi untuk mengembalikan kejayaan seperti
pada tahun 90-an mengingat lahan di Bangka Belitung yang banyak
dialihkan ke tambang inkonvensional Lahan
yang telah dijadikan area tambang timah dan kebun sawit tidak mendukung
lagi untuk dijadikan perkebunan lada. Hal inilah yang menjadi faktor
lada seakan-akan menjadi komoditas yang terlupakan di negeri Bangka
Belitung sendiri.
Melihat dari kondisi diatas, Maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka ingin membentuk sebuah Program bernama “Mari Berkebun Sahang”. Dimana program ini
merupakan suatu usaha untuk mengembalikan masa-masa kejayaan tanaman lada di
Bangka Belitung yang sudah lama ditinggalkan dan merupakan usaha pemerintah dalam menanggulangi masalah ini dan kondisi produksi
lada saat ini.
B.Tujuan
-
Untuk memberikan edukasi kepada para masyarakat bahwa pentingnya
program berkebun sahang, agar kembali lingkungan yang hijau khususnya
di Bangka Belitung
- Untuk menciptakan produktivitas kebun lada yang berkelanjutan
- Untuk menciptakan produktivitas kebun lada yang berkelanjutan
-Untuk mengembalikan masa-masa
kejayaan perkebunan Lada di Bangka Belitung yang sudah lama ditinggalkan
- Untuk memberikan keuntungan ekonomis kepada masyarakat secara finansial dalam rangka membiayai operasional program
- Untuk memberikan keuntungan ekonomis kepada masyarakat secara finansial dalam rangka membiayai operasional program
C.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari program ini adalah :
1.
1. Bagaimana strategi Dinas
Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Bangka dalam mensosialisasikan "Program Mari Berkebun
Sahang" dapat berjalan dengan efektif dan tepat sasaran khalayak yang
dituju?
BAB II
PEMBAHASAN
Program Mari Berkebun Sahang dilaksanakan oleh
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka dimana berisi:
1.
Memberikan suatu kegiatan
pelatihan kepada masyarakat mengenai manfaat berkebun lada itu sendiri,
baik secara teori (indoor), atau terjun langsung kelapangan agar
masyarakat mengetahui bagaimana teknik berkebun lada yang baik dan benar
sehingga
menghasilkan lada yang unggul.
2. Melakukan
pengontrolan selama masa pelatihan dilaksanakan sampai memberikan hasil
maksimal
Suatu program public relations dalam menjalankan Strategi, baik itu
yang berjangka panjang maupun berjangka pendek, harus direncanakan
dengan cermat dan hati-hati, sedemikian rupa sehingga akan diperoleh
hasil-hasil yang nyata. Perencanaan yang matang akan menghasilkan suatu
program public relations yang efektif. Perencanaan program public
relations berdasarkan fakta dan landasan berpikir yang sehat, yang
membuat seseorang menjadi tahu arah dan tujuan yang ingin dicapainya.
Dan dalam Perencanaan program Mari Berkebun Sahang ini, Sebagai
Praktisi Humas yang terjun langsung di masyarakat harus dapat menjalankan program ini sesuai dengan Strategi Public Relation.
Mengutip dari
Cutlip & Center (dalam Kasali dan Abdurachman), proses PR
Sepenuhnya mengacu kepada pendekatan manajerial. Proses ini terdiri
dari: fact finding, planning, communication, dan evaluation
(Abdurachman, 2001:31). Kasali mengadaptasinya menjadi : pengumpulan
fakta, definisi permasalahan, perencanaan dan program, aksi dan
komunikasi, serta evaluasi. (Kasali, 1984:33)
1. Fact finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta atau data sebelum melakukan tindakan.
2. Planning adalah berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah itu.
3.Communicating adalah rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang matang berdasarkan fakta atau data tadi
4.evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan sudah tercapai atau belum.
Tahap 1 : Fact Finding yaitu mengumpulkan fakta melalui riset di lapangan misalnya observasi secara langsung ataupun kuisioner untuk melihat apa yang melatar belakangi masyarakat kurang minatnya dalam berkebun lada. Dan didapatkan data berdasarkan latar belakang masalah diatas bahwa:
- Banyaknya
minat masyarakat beralih profesi menjadi penambang timah disebabkan
karena harga timah sangat tinggi jauh diatas harga lada
- Lahan untuk berkebun lada semakin berkurang dikarenakan aktivitas penambangan timah yang semakin hari semakin banyak
- Biaya untuk reklamasi lahan kembali sangat tinggi ditambah waktu yang cukup lama untuk mengubahnya kembali.
- Penerapan teknologi budidaya dan pembibitan lada unggul sangat kurang.
- Lahan untuk berkebun lada semakin berkurang dikarenakan aktivitas penambangan timah yang semakin hari semakin banyak
- Biaya untuk reklamasi lahan kembali sangat tinggi ditambah waktu yang cukup lama untuk mengubahnya kembali.
- Penerapan teknologi budidaya dan pembibitan lada unggul sangat kurang.
- Masalah tingginya harga pupuk dan
peptisida
- Banyaknya spekulan yang memainkan harga
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik berkebun lada yang baik dan benar untuk meghasilkan lada yang berkualitas tinggi.
Tahap 2 : Planning yaitu perencanaan semua kegiatan yang akan dilakukan dalam program mari berkebun sahang melihat dari fact finding maka perencanaan yang dilakukan adalah:
- Banyaknya spekulan yang memainkan harga
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik berkebun lada yang baik dan benar untuk meghasilkan lada yang berkualitas tinggi.
Tahap 2 : Planning yaitu perencanaan semua kegiatan yang akan dilakukan dalam program mari berkebun sahang melihat dari fact finding maka perencanaan yang dilakukan adalah:
· 1.Memberikan
pelatihan baik secara teori atau terjun langsung kelapangan bagi
masyarakat, mengenai pemahaman program Berkebun sahang ini sendiri.
2.Menyiapkan lahan sekaligus bibit lada kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat menjalankan program ini secara nyata tidak hanya teori saja, namun agar dapat mengaplikasikannya secara langsung
3. Mempersiapkan Penerapan teknologi budidaya dan pembibitan lada unggul dalam menunjang keberhasilan perkebunan lada
Tahap 3 : Communicating yaitu mempersiapkan teknik untuk mensosialisasikan seluruh rencana program dimana proses sosialisasi ini dilaksanakan secara teoritis kemudian diaplikasikan secara langsung kelapangan. Dalam hal ini keberhasilan suatu program sangat menentukan sekali pada teknik komunikasi yang dipilih. Adapun teknik komunikasi yang dilakukan adalah:
1. Sosialisasi melalui penyuluhan kedesa-desa, dengan memilih Public Speaking yang ahli dalam bidang perkebunan lada dan orang tersebut punya kredibelitas tinggi.
2.Menyiapkan lahan sekaligus bibit lada kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat menjalankan program ini secara nyata tidak hanya teori saja, namun agar dapat mengaplikasikannya secara langsung
3. Mempersiapkan Penerapan teknologi budidaya dan pembibitan lada unggul dalam menunjang keberhasilan perkebunan lada
Tahap 3 : Communicating yaitu mempersiapkan teknik untuk mensosialisasikan seluruh rencana program dimana proses sosialisasi ini dilaksanakan secara teoritis kemudian diaplikasikan secara langsung kelapangan. Dalam hal ini keberhasilan suatu program sangat menentukan sekali pada teknik komunikasi yang dipilih. Adapun teknik komunikasi yang dilakukan adalah:
1. Sosialisasi melalui penyuluhan kedesa-desa, dengan memilih Public Speaking yang ahli dalam bidang perkebunan lada dan orang tersebut punya kredibelitas tinggi.
S 2. Sosialisasi
melalui spanduk pada tempat-tempat strategis agar
masyarakat memahami akan program tersebut. Dan Isi
pesan dalam spanduk di desain semenarik
mungkin sehingga membuat masyarakat tertarik untuk memperhatikan spanduk tersebut.
· 3. Melalui
iklan di media cetak dan elektronik bisa dalam bentuk iklan radio ataupun iklan
di Koran dengan isi pesan yang juga mudah diserap oleh masyarakat sasaran.
·
· Hal
terpenting adalah menjaga hubungan baik dengan stakeholder agar
pemerintah,lembaga swasta, serta masyarakat harus ikut mendukung dan berpartisipasi dalam program Mari Berkebun
Sahang tersebut.
Tahap 4 : Evaluation yaitu tahap evaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan
dalam program mari
berkebun sahang. Setelah melewati tahap fact finding, perencanaan, serta komunikasi kepada masyarakat
keberhasilan program mari berkebun sahang dapat dilakukan dengan tahap evaluasi, dimana tahap ini untuk
melihat apakah program yang dilaksanakan sudah berhasil atau belum, pada tahap evaluasi ini, dilihat dari
beberapa aspek, yaitu :
a) Metode pengumpulan data sudah benar/sesuai tidak dengan kondisi dilapangan
b) Alat pengumpulan data yang digunakan berhasil atau tidak
c) Sasaran evaluasi program yakni minat, partisipasi atau sasarannya sudah sesuai atau belum
d) Jadwal evaluasi program sebagai acuan pelaksanaan berjalan lancar atau tidak.
BAB
III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
- Banyaknya minat masyarakat beralih profesi menjadi penambang timah disebabkan karena harga timah sangat tinggi jauh diatas harga lada, lahan untuk berkebun lada semakin berkurang dikarenakan aktivitas penambangan timah yang semakin hari semakin banyak serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik berkebun lada yang baik dan benar untuk meghasilkan lada yang berkualitas tinggi membuat masyarakat enggan berkebun lada kembali.
- Untuk mensukseskan Program “Mari Berkebun Sahang “ Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka membutuhkan strategi yang baik mulai dari Fact Finding,Planning,Communicating dan Evaluations dalam program Mari Berkebun Sahang ini sendiri.
- Banyaknya minat masyarakat beralih profesi menjadi penambang timah disebabkan karena harga timah sangat tinggi jauh diatas harga lada, lahan untuk berkebun lada semakin berkurang dikarenakan aktivitas penambangan timah yang semakin hari semakin banyak serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik berkebun lada yang baik dan benar untuk meghasilkan lada yang berkualitas tinggi membuat masyarakat enggan berkebun lada kembali.
- Untuk mensukseskan Program “Mari Berkebun Sahang “ Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka membutuhkan strategi yang baik mulai dari Fact Finding,Planning,Communicating dan Evaluations dalam program Mari Berkebun Sahang ini sendiri.
Saran
1. Agar kepada masyarakat yang
sudah lama meninggalkan aktivitas berkebun sahang, dari program Mari
Berkebun Sahang ini, dapat meningkatkan minat masyarakat kembali
sehingga nama lada putih yang dulunya sudah terkenal,
dapat mengangkat Bangka Belitung kembali di kancah internasional.
2. Dalam program
ini, baik pemerintah maupun masyarakat diharapkan untuk proaktif untuk
mengajukan keinginan untuk pematenan program tersebut.